Monday, March 29, 2021

puisi " Memaknai Kehilangan" by Rain




Kupersembahkan kepada jiwa-jiwa yang sedang merasa kehilangan. Ini bukan puisi kehilangan tentang kekasih saja, ini bisa tentang apapun. 
Aku cuma mau bilang, kamu mungkin kehilangan hal yang sangat kamu inginkan. Tapi kamu tidak boleh kehilangan dirimu sendiri! 

Memaknai Kehilangan

Untukmu, jiwa yang sedang kehilangan
Kutahu nafasmu sesaat seperti tertahan
Kutahu langkahmu sesaat terasa gemetaran
Kutahu tangismu dikala malam tak bisa kau hindarkan
Kutahu kau sangat menginginkan
Kutahu kau sangat mengaminkan
Tapi Tuhanlah yang menentukan

Iya, memang tak ada kehilangan yang tak menyakitkan
Aku percaya padamu,
jika kau bisa bahagia meski tidak atau dengannya disandingkan

Berlarilah kepada hujan
Aku merasa damai disetiap deru ia mengalir
Membasuh ragaku, menjernihkan jiwaku yang getir
Menarilah bersamanya
Aku lupa segalanya jika dibawah guyurannya
Cobalah seperti caraku
Sesederhana itu caraku melanjutkan hidupku

Sapalah awan
Meski kadang kelabu atau bahkan menghitam
Seperti itu pula sejatinya kehidupan
Tidak harus selalu cerah dan berwarna ceria
Berwarna gelap pun adalah warna

Senyumlah pada mentari
Kadang pula ia terlihat murung dan tak mau menyinari
Tapi sejatinya ia tetap bersinar dan tak pernah berhenti
Meski gelap yang kau sebut malam
Ia bersinar ditempat lainnya
Dibagian bumi yang lainnya
Ia tak pernah berhenti menyinari
Meski seburuk apapun hari yang terjadi
Belajarlah darinya

Tengok sedikit pada laut
Riuh riak desir air yang tak pernah takut untuk surut
Liriklah batuan karang
Ia tak pernah goyah meski dihantam ribuan atau bahkan milyaran gelombang

Pandanglah bulan serta bintang
Ia bersinar jika ia dalam kegelapan
Bukan, tapi justru ialah yang menyinari kegelapan

Aku percaya padamu
Kau mampu melewati harimu dengan gembira dan syukur 
Kau juga harus percaya pada dirimu 

Yang hilang, akan diganti
Yang pergi, akan diganti
Yang tidak ada, akan diganti
Yang diganti, tak harus disesali
Merasa tidak baik-baik saja juga tak apa
Kamu manusia, bukan malaikat
Yang terjadi adalah yang terbaik
Karena memang tak ada takdir yang terbalik

❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️❄️

Rain
Follow Instagram @rain_ismyname_





Saturday, March 27, 2021

Syair berjudul Bumi, karya Rain

BUMI

Kamu yang sedang jauh
Kamu yang mungkin salah memilih tempat berteduh
Kamu yang mungkin sedang bimbang
Kamu yang mungkin dalam tepian jurang
Kamu yang aku tidak ketahui
Siapa dirimu dan dimana dirimu saat ini
Semoga Tuhan selalu menyertai

Dimanapun kamu berada
Dibelahan bumi manapun kamu berkelana
Pulanglah, akan kutunjukkan jalan
Mungkin bisa menjadi sangat mudah
Atau bahkan sangat sulit untukmu sampai tujuan
Tapi percayalah padaku
Bahwa ada seseorang yang akan memperlihatkan padamu tentang cinta yang bukan dari sepihak saja

Bumi yang kurindukan
Tempat tinggal yang kuagungkan
Pulangmu menjadi cerita yang kunantikan




Syair, karya Rain

Rumah Mana Selain Kamu

Sedari awal harusnya aku sadar
Aku hanya bisa dibelakangmu, bukan disampingmu
Dalam kenyataannya memang begitu
Dari awal hanya menjadi penonton dibarisan belakang
Bukan teman yang berani menatapmu dari depan

Jemariku mulai lemas
Jika harus menulis cerita tentangmu setiap hari 
Ketika aku ingin mengakhiri
Nyatanya memori justru menyeruak kembali
Aku kalah untuk menolak mengingat
Aku lelah jika harus berdebat,
isi kepala dan hati selalu tak pernah sependapat

Rasanya ingin pulang 
Bahkan aku berpikir lebih baik menghilang
Ini sebabnya aku tidak bisa menetap lama di suatu tempat
Egoku belum menemukan rumah yang tepat

Rumah mana selain kamu
Rumah mana selain kamu

Setelah semuanya hilang
Aku tidak tahu lagi pilihan selain mengenang

Setelah semuanya lepas
Aku tidak tahu lagi pilihan selain menerima dengan ikhlas

Tidak ada yang patut disalahkan
Karena apa yang terjadi adalah Tuhan yang menentukan

Ditulis oleh Rain❄️❄️❄️❄️❄️
@rain_ismyname_




Wednesday, March 17, 2021

Banda Neiraku (versi ke 3) oleh Rain, Instagram official account : @rain_ismyname_

Banda Neiraku

Masih sayup terdengar lirih suara hatiku
Tersedu-sedu dalam satu waktu
Jujur saja, terkadang ia masih mengutukku dan menggerutu
Tak mudah jika menghabisimu dari relungku
Tak mudah untuk membinasakanmu tanpa menyakiti aku
Kata hatiku yang memberontak kepada akalku

Banda Neiraku
Bukan, bukan lagi
Kau tak lain hanya masa lalu
Bukan menjadi bagian masa depanku
Semua yang bersemi indah
Pada akhirnya menjadi bagian saat dimana aku mengalah
Hal yang indah juga bisa menjadi sampah

Kuputuskan dengan sangat tegas
Mengalah kepada keinginanku sendiri
Membunuh harapku sendiri
Sebab dari awal aku juga tahu
Jika mencintaimu takkan menjadi hal yang mudah
Memang, nyatanya mencintaimu justru membuatku lemah

Akan kupastikan tidak ada aku lagi disetiap langkahmu
Tidak ada aku lagi yang mengganggu harimu
Tidak ada aku lagi dimanapun kau ada
Kurasa itu lebih baik adanya
Daripada masing-masing dari kita
Berupaya sekuat tenaga bersama
Namun sama-sama menyakiti 
Buat apa kita berusaha
Jika kita tak bisa pulang kerumah yang sama
Kau juga yang memilih untuk menjadi saling asing saja
Akan kuwujudkan jika itu maumu
Selamat tinggal, untuk hati yang kukira tempatku bisa tinggal

(Banda Neiraku : Rain)


Saturday, March 13, 2021

Banda Neiraku ( versi ke 2) syair karya Rain, Instagram @rain_ismyname❄️

Banda Neiraku

Banda Neira di Maluku senantiasa indah tak lekang termakan waktu
Berdiri gagah tunduk dibawah langit biru awan nan kelabu
Pesona lukisan Tuhan dalam semburat balutan daratan serta lautan
Kala senja merona jingga warna wajahnya
Tergoda lah seluruh insan padanya

Namun, Banda Neiraku yang kukagumi
Banda Neiraku yang kurindukan, yang kuagungkan 
Yang pernah kusebut dalam sujud dan doa disepertiga malam sunyi tanpa suara,
kini telah menjelma menjadi sosok yang tak lagi mampu kukenali 
Dari wujud malaikat yang penuh cinta mengapa bisa menjadi seolah malaikat pencabut nyawa
Aku menangis sekaligus tertawa
Menyaksikan diriku didepan cermin meneteskan air mata
Aku telah salah mengira
Aku telah salah menaruh cinta

Hei, semesta
Aku ingin bertanya
Apakah sudah tiada artinya lagi ketulusan dan kesetiaan di dunia ini?

Semesta berbicara
Memang ada dua hal yang akan hilang dalam penantian
Antara waktumu, atau dirimu sendiri
Jika kau tak cukup tangguh dalam menghadapi kekecewaan 
Jangan menaruh hati ditempat yang tidak pasti
Rasa sakit akan tetap melekat sampai mati
Meski kau adalah sosok pemaaf dalam peranmu didunia ini
Tetap saja, kecewa dan luka tak kan bisa kau hindari
Kau hanya menoreh ceritamu menjadi ironi
Jika kau rindu, berteduhlah dulu
Pelukan Tuhanmu lebih menenangkan daripada bersandar dengan bahu
Akan sangat menakutkan jika rasa kesakitan kau anggap adalah kebahagiaan
Kau harus bisa membedakan
Kau harus menjadi sedikit tegas 
Hatimu akan manja jika kau selalu menuruti keinginannya
Pasti hatimu bilang kau mencintainya
Silahkan percaya luka
Atau ikuti alurku dengan tidak bertanya-tanya
Hanya ada satu cara untuk meredam semuanya: keikhlasan yang tiada batasnya
Setelah itu kau sembuh dengan sendirinya



(Oleh Rain : Banda Neiraku)
Versi kedua



Friday, March 12, 2021

Banda Neiraku, oleh Rain, Instagram @rain_ismynmae_

Banda Neira
Aku jatuh cinta padanya pada pandangan pertama
Banda Neira
Tanah yang aku cinta meski tak pernah aku berjumpa
Sepertimu, aku mencintaimu kali pertama mataku memandangmu
Keelokan Banda Neira adalah keelokan yang tergambar didirimu jua

Kunamai kau Bandai Neira
Sosok indah yang berbeda dari lainnya
Kekasihku yang kumiliki hanya dalam manisnya doa 
Wahai Banda Neiraku, jangan sampai habis kedamaian sorot matamu tergerus oleh kefanaan dunia
Jangan sampai hilang kemurnian hatimu oleh nafsu yang jelas jika dituruti takkan ada habisnya
Jangan nistakan kecantikan budimu hanya karena ingin diterima dengan ramah oleh semesta
Kamu tidak perlu merubah dirimu
Kamu tidak perlu menjadi orang lain 
Kamu sudah cukup menjadi kamu
Seperti yang kukenal dahulu

(Oleh Rain : Banda Neiraku)

______________________________
Hallo, selamat datang di blog rain.
Siapa aku?
Aku adalah temanmu. Teman yang mau mendengarkan ceritamu, teman yang bisa kamu dengarkan atau teman yang justru ingin didengarkan. Tergantung sudut pandang mana yang kamu gunakan.

Oke aku mau minta maaf karena terlalu lama membiarkan blog ini usang, tapi sepertinya memang aku lebih cocok untuk di Blog Rain daripada di podcast Rumah Rain. Aku sedang membuat program baru namanya Rumah Rain, namun entah human error atau apa aku juga kurang tahu sehingga podcast belum bisa didengar di Spotify. I'm so sad🥺😫. Enggak papa, nanti kita cari tahu solusinya.

Terimakasih untuk teman-teman yang senantiasa support Rain, dari awal blog ini ada hingga sekarang. Dan terimakasih pula untuk teman-teman baru. Semoga kita bisa berteman baik ya.

Sampai jumpa lagi di lain waktu.
Tolong aku titip salam ya untuk Banda Neiraku😂, canda✌️

Agustus

Bagaimana seorang gadis kecil berbicara tentang kehidupan, karena dia masih kecil tentu saja disepelekan. Tapi bukankan disepelekan, dihina,...