Tuesday, April 23, 2019

Kekasihku, oleh fitria

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi sahabat Fitria yg baik hati. Semoga hari ini hari kalian menyenangkan. 😊😊😊
Untuk puisinya, mohon jangan ditelan mentah-mentah ya. Baca dengan cermat!!selamat membaca😁😁😁


Kekasihku

Selalu kuingat namamu
Kusebut bersama do'a ku
Disetiap detak nadiku
Tak pernah sedikitpun berkurang
Rasa cintaku untukmu
Atau bahkan mungkin bertambah
Dipenghujung sepertiga malam-Nya
Kutitipkan salam untukmu
Kepada Tuhanku dan Tuhanmu
Kuingin bertemu denganmu nanti
Walaupun dari kejauhan
Walau dari punggung badan
Walau dari tepi telagamu
yang diagung-agungkan
Walau hanya sekedipan mata
Itu tak mengapa untukku
Tapi aku tak pernah tahu
Apakah Tuhanku merestui
Kuinjakkan kaki ditempat
yang sama dengan dirimu
Sedangkan aku hanyalah pendosa

Aku sungguh mencintaimu
Semenjak aku ada di dunia
Semakin bertambah cintaku
Ketika kulafazkan syahadah
Tau lebih dari sekedar membacanya
Aku mencintaimu tanpa syarat
Dan kaupun mencintaiku tanpa syarat
Bagaimana tidak?
Engkau tanggung tiga kali sakit
saat sakaratul mautku nanti
Meskipun engkau tak mengenalku
Engkau tanggung pula seluruh umatmu
Pantas jika kumencintaimu
Tanpa harus kumemandangmu
Tanpa harus kumelihatmu
Engkaulah kekasihku, Muhammadku


Terima kasih sahabat Fitria sudah berkenan membaca. Mohon maaf jika ada kekeliruan di dalam penulisan, dll. Ya namanya manusia kan tempat salah dan lupa. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
<head> 
<script data-ad-client="pub-7177863811485801" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script></head>






Sunday, April 21, 2019

Hanya debu, oleh Fitria, untaiansajakindahfitria

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, sahabat Fitria jumpa lagi hari ini. Selamat membaca😉


Hanya Debu

Aku bukanlah hal berharga
Hanya sebagai debu beterbangan
Keberadaannya tak diindahkan
Langit jauh dari gapaianku
Senyum mentari slalu temanimu
Sinar rembulan slalu hiasimu
Aku bukanlah hal berharga untukmu
Aku hanya debu beterbangan
Atau bak daun berguguran
Dengan pasrah terbawa angin
Tak mampu melawan arus
Atau bak buih dilautan
Tak bisa memilih untuk
tetap diam dikarang
Karna deru ombak menghadang
Aku bukanlah hal berharga
Aku hanyalah debu
Sebatas debu yang beterbangan
Bukan hal yang pantas dalam genggaman


Terimakasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
<head>
<script data-ad-client="pub-7177863811485801" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
</head>




Tuesday, April 16, 2019

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat Fitria semuanya. Gimana rencana mau nyoblos nomor berapa hari ini? Jangan sampai golput ya, satu suara sangatlah berarti. Selamat membaca😉😉



Rakyat Bicara
Banyak gedung tinggi menjulang
Tapi banyak anak tinggal
ditepi alang-alang

Petani menangis tersedu
Hasil panen tak menentu
Nelayan menangis tersedu
Karena ikan tak mau bertemu

Ditepi trotoar kang asongan
Dilampu merah anak jalanan
Sekolah boleh gratis tapi
bagaimana seragam dan alat tulis
Bernyanyi, baju lusuh , tangan bergetar
Si anak merasakan lapar
Mencari uang untuk makan
Terik matahari tak dihiraukan
Meski tubuh serasa terbakar

Diujung kampung, diujung desa
Jalanan banyak benjolannya
Disana tanah, disini batu
Musim hujan penuh lumpur
Air mengalir jadi banjir
Tak mengalir juga banjir
Disana banjir, disini banjir
Dimana-mana banjir hulu hilir


Terima kasih kepada semua sahabat Fitria yang sudah mau membaca. Sampai jumpa dilain waktu, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh😉😊😙

Friday, April 12, 2019

Rindu, oleh sajakindahfitria teruntuk sahabat semuanya

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh sahabat Fitria😊, selamat membaca puisinya ya maaf kalau jelek,,,,,

Rindu

Menyapa dengan lembut
Menyentuh hati dengan hangat
Mengoyak perlahan
Luka dan kepedihan
Sakit dan kekacauan
Ditambah dengan tangisan yang
tak bersuara
Tiap hari bak perhiasan

Senyum itu tak nampak lagi
Tak pernah
Serta senyumku larut hanyut
Lenyap dan menjadi keheningan
Apalagi suara itu,
yang kedengarannya malaikat
Pergi bersama angin yang sejuk
Terkadang buaiannya menenangkan
Terkadang menggambarkan pilu

Tak mampu ku gapai jejaknya
Walau kudengar langkahnya
Seiring waktu jejaknya memudar
Dan tak kutemukan lagi
Yang tertinggal hanya kepedihan

Satu dua hari berlalu
Satu dua tahun berlalu
Baru sekarang aku tahu
Tanpanya hariku abu-abu
Setengah windu berlalu
Barulah aku mengerti
Kata hatiku, inilah rindu

Sekian dulu sahabat ,kita jumpa lagi di lain waktu. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh😉
<head> 
<script data-ad-client="pub-7177863811485801" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script> </head>

Agustus

Bagaimana seorang gadis kecil berbicara tentang kehidupan, karena dia masih kecil tentu saja disepelekan. Tapi bukankan disepelekan, dihina,...