Monday, August 9, 2021

chitchat eps3 ( Bagaimana Saya Memandang Dunia )

Hallo selamat datang untukmu yang bersedia berkunjung ke blog ini, Rumah Rain. Terimakasih karena sudah meluangkan waktumu untuk membaca tulisan saya yang mungkin unfaedah. 

Oke langsung ke judul, sebelumnya setiap kali saya menulis eps chitchat sama sekali tidak pernah membuat catatan sebelumnya, langsung apa yang ada dikepala saja, jadi bahasanya mungkin akan amburadul. Ya begitulah orangnya juga amburadul, haha.

"Bagaimana Cara Saya Memandang Dunia"
Cinta, bagi saya ia memiliki arti yang sangat luas. Cinta bisa kepada siapa saja bahkan kepada benda juga bisa. Cinta adalah kata kerja bukan kata benda. Cinta bukan mainan karena ia bukan benda. Cinta itu rasa tulus, rasa ingin melindungi, rasa menyayangi. Cinta itu tidak memiliki duri, tidak berupa pisau tajam, cinta itu tidak menyakiti. Cinta itu tidak akan membelenggu. Cinta itu tidak membunuh jiwa ataupun raga. Cinta itu tidak kejam. Cinta itu ada bagi yang percaya. Dan bagi saya cinta itu ada, karena setiap saya pergi kemanapun itu saya berada di sekeliling orang yang penuh cinta. Meski bukan saudara dalam ikatan darah, saya merasa bahwa mereka menyayangi saya begitu juga sebaliknya. 

Apakah saya melihat orang dari uangnya?
Apakah saya melihat orang dari jabatannya?
Apakah saya melihat orang dari rupanya?
Jawabannya, tidak. Dan jika iya mungkin saya tidak akan menulis ini. Saya melihat orang dari personality-nya. Tentunya ada yang mengiming-imingi saya dengan uangnya. Saya orangnya tidak segan untuk bilang "terimakasih, maaf, tidak". Namun ketika hati saya sepakat untuk bilang iya, saya tidak segan untuk bilang "iya", ini berlaku untuk segala aspek. Ya karena menurut saya bahagia bukan tentang uang, bukan tentang materi, bahagia itu ada di diri sendiri. Bagaimana hati tulus ikhlas untuk menerima pemberian Tuhan, menjaga apa yang sudah kita punya, dan tidak memikirkan apa-apa yang bukan milik kita. 

Flashback. Dulu ketika saya menjaga nenek saya di rumah sakit, beliau bilang ," biar saya saja yang sakit, anak dan cucu saya sehat semuanya". Waktu itu saya nangis, beliau bilang lagi " nenek  tidak merasa sakit, jangan nangis ya, nggak papa". Apa iya cuma bisa berbaring, dengan segala selang dibadan, muntah terus bahkan kadang campur darah itu tidak sakit. Malaikat pun akan tidak tega jika melihat semua itu. Beliaulah  yang mengajari saya banyak hal, meskipun hanya menemani saya dengan waktu yang singkat. Mengapa demikian. Karena beliau mencintai saya, beliau tidak mau saya sedih, beliau menjaga saya, beliau melindungi saya. Waktu saya umur sekitar 3 atau 4 tahun kaki saya terkena paku, beliau yang bawa saya ke puskesmas, bagi saya itu adalah cinta. Definisi dari "Menjaga".

No comments:

Post a Comment

Agustus

Bagaimana seorang gadis kecil berbicara tentang kehidupan, karena dia masih kecil tentu saja disepelekan. Tapi bukankan disepelekan, dihina,...