Hatiku selalu berisik
Bertanyalah ia selalu padaku
Siapa gerangan insan itu
Senyum merekah bak kuncup mawar yang mekar
Indah nian membuatnya ingin kupetik
Sayang seribu sayang
Ketakutanku lebih berkembang
Kutakut menjatuhkan kelopaknya
Kutakut membuatnya rusak oleh keangkuhan tanganku
Kutakut duri memantik darah ditanganku yang ringkih
Tuan siapakah engkau
Hatiku semakin menelisik
Wajah berseri, suara yang mendamaikan sukma, siapakah ia
Tuan aku melihatmu dibalik tirai
Pagar rumahku kasta sudra
Dinding rumahmu brahmana
Tuan aku bukanlah siapa-siapa
Aku takkan menemukanmu jika kau tak menemukanku
Sebab kediamanku ada dibalik dinding hatimu
Jika kau membuatku ada disana (dihatimu)
Maka aku menemukanmu
Maka aku sejatinya sudah bersamamu
Tuan siapakah engkau
Oleh
-Rain-